Diposting oleh Ali Kopyor

Pada dasarnya setiap manusia pernah mengalami masa-masa jomblo. Anggap saja edialnya (koreksi: ideal-nya) manusia mulai pacaran mulai kelas 1 SMU. Bila sampai kelas 3, ia belum dapat pacar juga, itu artinya ia telah 3 tahun menjomblo (ngenes tingkat dasar). Bila pas wisuda sarjana masih belum juga punya pacar, itu artinya ia telah 7 tahun menjomblo (ngenes tingkat intermediate). Kemudian 2 tahun ia bekerja dan belum punya pacar alias jomblo alias nggak punya pasangan alias alone bin sendiri, maka ia dikategorikan jomblo ngenes tingkat advance. Diatas tahun-tahun itu maka disebut sebagai Jomblo Ngenes Abadi (JNA). Ciri-cirinya adalah kulit mulai keriput, kalau bicara mulai gagap, tidak percaya diri yang kronis, kadang demam tanpa sebab, mual, muntah. Yang lebih menonjol adalah mata merah, gigi kuning (mabuk ta* kali).
Jadi kamu-kamu yang sekarang sudah punya pasangan jangan pernah sombong pada jombloer, karena kamu juga pernah merasakan menjadi jomblo, kecuali buat kamu yang begitu dilahirkan langsung nembak bayi cewek yang dilahirkan di hari yang sama yang ada di box sebelah. Menjadi jomblo pastilah bukan sebuah pilihan, karena setiap orang yang pernah menjadi jomblo pasti tidak akan pernah mau menjadi jomblo kembali. Begitu tragisnya menjadi jomblo, sampai seorang profesor dari negeri antabrantah menganalogikan jomblo sebagai berikut:
Menjadi jomblo itu seperti sunat. Cukup sekali seumur hidup, tidak ada yang mau menulangnya.
Jomblo itu ibarat orang yang menginjak kotoran kebo, maunya dibersihkan sampai bersih.
Jomblo itu seperti orang yang di kejar anjing, pengennya lari dan meninggalkan sampai tak terkejar.
Menjadi jomblo itu susah. Masak, masak sendiri. Makan, makan sendiri..... tidur pun sendiri (lagu dangdut, mang? Tarik, mang!!)
Jomblo itu seperti penyakit panu. Perlu diobati dari luar, dari dalam, oleh dokter, oleh dukun, pakai obat paten, pakai obat herbal, cara tradisional, cara modern. Namun sayang belum ada operasi untuk penyakit panu.
Masih seperti point diatas, orang yang punya panu pasti di sembunyikan. Jomblo juga begitu, bila ada yang nanya pasti jawabnya ”Aku tidak jomblo, LDR aja, pacarku di luar kota”. Ada juga yang bilang pacarnya di luar pulau, luar negeri, luar angkasa, bahkan luar alam semesta. (emang pacaran ama pocong?)
Jomblo itu layaknya orang yang meninggalkan kekasih. Saat pergi, jangan pernah menengok kebelakang. (yang ini bisa juga dianalogikan seperti orang yang baru keluar dari rumah tahanan)
Jomblo terkadang dianalogikan seperti makan taoge, sedang punya pacar itu dianalogikan seperti makan burger. (jadi lapar ei)
Jomblo itu seperti melempar sampah, setelah di lempar, tak mungkin di pungut kembali. (kecuali oleh pemulung).
Jomblo itu seperti hape, kalau ada yang lebih canggih, yang lama akan ditinggalkan.
Jomblo itu seperti orang yang kecebur sumur, kalau sudah diatas, tak mungkin mau menyeburkan diri . (bodoh banget orang yang udah mati-matian berusaha sampai diatas, ketika sampai diatas malah terjun lagi. Hanya orang gila yang melakukan hal itu)
Orang yang punya pacar, malam minggu selalu kencan berdua saja, kalau jomblo kencannya sama tipi. Kadang sama kipas angin, kadang sama kulkas.
Jombloer selalu berfikir bahwa ia yang paling menyedihkan, padahal masih banyak jomblo-jomblo yang senasib sepenangungan.
Kentut itu seperti jomblo, tak ada yang mau ngaku siapa pemiliknya.
Jomblo itu seperti tisue, sekali pakai tidak ada ada yang mau pakai lagi. Cukup sekali dalam hidup menjadi jomblo.
Menjadi jomblo itu seperti sedang sariawan, makan salah, nggak makan salah, jadi jomblo selalu serba salah.
Jomblo tak beda dengan dengan membela durian, udah dibuka dan dimakan buahnya, kulitnya langsung dibuang (sumpah deh, ini analogi yang nggak ada nyambung-nyambungnya. Ali kopyor pakai babydoll, dasar dodol).
Jomblo itu kayak anak kos yang setiap hari makan mie instan. Nggak suka tapi harus.
Rasanya menjadi jomblo itu seperti nonton film di tipi sama calon mertua. Biar filmnya jelek abis, tetap saja ditonton sampai abis. (pertanyaannya dimana ada jomblo yang mempunyai calon mertua? dasar kopyor abis)
Bersambung ke bag 2.........