Diposting oleh Ali Kopyor

Menjadi Jomblo Ngenes Tingkat Dasar saja, aku sudah nggak tahan. Apalagi kalau sudah menjadi Jomblo Ngenes Tingkat Intermediate, mending aku operasi kelamin saja. Aku nggak bisa bayangin menjadi Jomblo Ngenes Abadi (JNA), amit-amit (sambil mengetuk meja). Kalau sampai ke level itu, mending aku dilahirkan kembali menjadi kodok.
Sebagai salah satu jombloer, aku juga selalu do’a pada Tuhan atas ke-jomblo-an ini. Aku pikir semua jomblo juga melakukan hal yang sama. Apalagi ketika sedang mengejar seseorang yang aku cinta. Do’aku adalah ”Tuhan, dekatkan ia padaku bila ia memang jodohku. Bila ia bukan jodohku, maka jodohkan kami, kemudian dekatkan ia padaku”. Aku yakin do’a berikut juga dipanjatkan oleh jombloer seindonesia. ”Tuhan, bila aku harus melalui menjadi jomblo, maka jadikanlah aku jomblo yang bahagia, atau berikan seorang kekasih saja. Jadi aku tak perlu menjadi jomblo bahagia melainkan pasangan yang bahagia, amien”.
Suatu  hari Tuhan mengabulkan do’aku dengan mengirim dewa cinta padaku. Betapa senang hatiku karena sebentar lagi akan mempunyai seorang kekasih dan bahkan aku dapat memilih siapa pun yang aku suka. Dari jeniffer aniston, jeniffer love howit sampai jeniffer lopes. Tapi sebenarnya aku lebih suka yang lokal saja. Yang menjadi masalah adalah dewa cinta yang dikirimkan padaku adalah dewa cinta yang buta. Bagaimana ia membidikkan panahnya dengan tepat bila melihat saja ia tak bisa. Ini benar-benar masalah besar karena sudah banyak yang kena bidikan panah asmara sang dewa secara tak sengaja. Parahnya semuanya menjadi jatuh cinta padaku namun tak satupun yang aku sukai. Suketi, pembatu bapak kos jadi tergila-gila padaku. Bagaimana aku mempertahankan reputasiku bila aku pacaran sama pembokat? Ibu kos istri bapak kos juga tiba-tiba rajin memberi makanan, bahkan suami dan anaknya sering nggak kebagian jatah. Belum lagi Joko yang jadi sering minta menginap di kosku. Dia adalah tetangga kamar kosku, untuk apa coba mau nginap segala, kalau pintu kamarnya berjarak 10 cm dari pintu kamarku. Anjing yang biasa menggonggong bila aku melewati rumah majikannya, tiba-tiba jinak dan sukanya bermanja-manja di kakiku. Begitu juga sama kambing yang ada di ujung gang, sering datang dan membawa rumput yang ditaruhnya di depan pintu kamarku. Dipikir aku makan rumput, apa? Yang lebih parah yang terjadi pada kulkasku. Sekarang setiap air putih yang aku masukkan, pas aku ambil lagi sudah menjadi teh manis. Kadang roti-roti sudah berlapis selai atau mentega. Sepertinya dia mencoba dengan perhatian-perhatian seperti itu. Yang paling membuat aku marah adalah hapeku. Semenjak terkena busur nyasar dari dewa cinta, hapeku sering berdering sendiri walau tidak penelpon masuk. Sms cinta tanpa pengirim setiap saat muncul tanpa henti. Bila ada telepon yang masuk dari nomor cewek langsung saja di ignore. Temanku ade, ari, dede dan kiki tak satupun bisa menelpon ke hapeku, karena pikir hapeku, itu adalah nomor-nomor cewek, padahal nama-nama itu semua berjenis kelamin laki-laki. Hapeku juga cemburu sama emakku, gara nama emakku di kontak adalah ”my lovely emak”. Setiap emak telepon selalu saja di ignore sampai emakku pikir aku sudah menjadi batu seperti malin kundang yang durhaka itu. Rasanya aku mau banting saja itu hape, tapi mengingat itu hape satu-satunya, akupun pasrah.


Bersambung ke bag.3