Diposting oleh Ali Kopyor

Jam 09:12:03 aku menghafalkan kalimat-kalimat yang mungkin aku gunakan saat kencan pertamaku. Aku sudah menulisnya saat aku di SMU. Aku hanya mengganti namanya saja. Dulu kalimat-kalimat itu rencananya akan aku gunakan untuk merayu gebetanku di SMU, silvia, gadis paling cantik di sekolah. Bukan aku saja yang mengakui bahwa dia cantik. Tukang kebun yang masih bujangan itu, juga mengakui dia seperti bidadari. Tapi waktu itu nasibku sangat buruk sekali, (Koreksi: sangat buruk atau buruk sekali. Jangan pakai keduanya. Pemborosan kata tau!) dia akhirnya jadian dengan tukang ojek yang aku suruh mengantarkan surat cinta pertamaku. Ya sudah lah, lagi pula aku tidak sedang ingin mengingat hal itu. (kebiasaan kalau cerita sesuatu pasti melebar kemana-mana. Fokus Monyet eh Menyot!!) sorry... sorry. Sampai dimana tadi? Oh ya, aku sedang menghafal kalimat rayuan untuk si Rinrin. Aku akan membacakan puisi untuk dia, begini isinya:
Putri Impianku
Karya: Ali Kopyor alias Menyot

Setiap malam aku tak bisa tidur nyenyak
Mungkin karena memang banyak nyamuk
Tapi lebih karena aku selalu memikirkan kamu.

(Sebelum puisi dilanjutkan, coba pikir dulu. Kamu baru dua hari kenalan, tapi ngakunya setiap hari tidak bisa tidur, kira-kira dong bohongnya. Ok lanjut)

Cintaku bagai bisul yang akan meledak (hubungannya apa, coba?)

Dasar penulis kamprettttttttttt. Gue bikin puisi aja direcokin. Lama-lama benar-benar aku boikot tulisan lu. Puisi-puisi gue, mau bikin apa, terserah gue dong.

(Mohon ma’af para pembaca. Kalimat diatas bukan bagian dari puisi ya. Dia lagi marah ke saya. Ok lanjut bro, mohon ma’af lahir dan batin)

Aku memang diciptakan untukmu
Bila kau adalah gayung maka aku adalah airnya (untuk cebok mas?)
Bila kau adalah rambut maka aku adalah ketombenya (please deh, nggak ada yang lain tuh?)
Bila kau adalah hidung maka aku adalah upilnya (emang suka yang jorok-jorok lu)
Bila kau adalah gigi maka aku adalah jigongnya (ampun deh, nggak kreatif banget)
Bila kau adalah sarang maka aku adalah burungnya (Yang ini agak benar dikit)

Kau memang diciptakan untukku
Parasmu bagai rembulan (jadul amat sih)
Nafasmu tak wangi, tapi aku tetap suka (gila, jujur amat, pasti bau naga)
Matamu bagai temaram lampu 5 watt (????????)
Dan aku sangat mencintaimu (ok lah)
Selesai (perlu?)

(Truss hubungan antara judul sama isi puisi apa? Nggak nyambung banget)

Sebenarnya puisiku diatas cukup bagus. Hanya karena penulisnya yang sableng jadi nggak karuan begitu. By the way bus way, setelah aku ngapalin tuh puisi selama 2 jam (nggak perlu dijelaskan menit ama detiknya, nggak penting kaleee) akhirnya hapal juga. Tiba-tiba ibu kos yang budiman ngantarin aku rujak mangga muda. Ya lumayan lah, meskipun tidak lagi ngidam, kalau udara lagi panas pasti enak juga. Setiap anak yang kos di beri jatah satu piring, dan berhubung Joko tidak sedang ada dikamar, aku embat juga jatahnya.
Kalau kita memakan yang bukan hak kita, biasanya akan terjadi sesuatu. Begitu juga dengan aku, gara-gara makan rujak mangga muda jatah Joko, aku jadi sakit peyut (baca: perut). Sudah 22 kali aku jongkok di toilet. Air di bak mandi juga sudah habis, aku gunakan untuk kegiatan ini. Akhirnya aku coba cebok ala bule. 3 gulung tissue toilet juga ambas untuk membersihkan knalpotku. Tapi paling tidak aku sudah jarang ke kamar kecil lagi. Namun begitu air dan semua tissue telah lenyap dari pandangan. Aku bosan bolak-balik ke kamar mandi, akhirnya aku putuskan untuk membeli pempers untuk manula. Pergilah aku ke sebuah warung. Begitulah conversation (baca: percakapan) kami:
Tapi sebelumnya, agar enak di baca maka aku akan menyingkat namaku dan nama si tukang warung yang oon bin ajaib itu: AKAM = Ali Kopyor alias Menyot, TWYOBA = tukang warung yang oon bin ajaib.
AKAM            : Pak, ada alat yang bisa menyerap atau menyedot sesuatu? *sambil malu-malu
TWYOBA      : *nggak ngomong, cuma berfikir trus kembali membawa vacum cleaner
AKAM            : *nggak ngomong, aku hanya membayangkan kalau knalpotku di sedot pakai vacuum cleaner. Aku menggeleng.
TWYOBA      : *nggak ngomong, menunjuk sama spons yang biasa dipakai untuk mencuci perabot dapur.
AKAM            : *nggak ngomong, aku hanya membayangkan kalau knalpotku diganjal menggunakan benda kuning berlapis hijau itu. Aku menggeleng lagi.
TWYOBA      : * ikut menggeleng
AKAM            : *Aku bingung mengapa dia ikut menggeleng. Dasar plagiat.
TWYOBA      : * nggak ngomong, berfikir sejenak, berjalan menuju rak dibelakangnya, kembali membawa softek.
AKAM            : *Aku mengangguk, kemudian menggeleng penuh semangat. Aku tidak sedang mens tapi menscret.

Datanglah seorang nenek-nenek dengan membawa tongkat, kita singkat NNDMT,

NNDMT         : Cu, ada pamper untuk manula?
TWYOBA      : Ada nek, ukuran apa? *aku di cuekin. Dasar kampret!!! aku pikir TWYOBA bisu.
NNDMT         : Ukuran M saja, Cu. Kalau ukuran XL suka lepas sendiri kalau pas bangun pagi. Tahu-tahu kasur sudah basah semua.
TWYOBA      : Makanya kalau malam jangan minum banyak-banyak sebelum tidur. Biar paginya nggak ngompol

Pertanyaanku: Apa pentingnya coba ngomong begitu ke pembeli? Suka-suka dong, mau minum kek, mau makan kek, mau nonton tipi kek, terserah dia. (karena objek adalah nenek-nenek maka kalimat barusan dirubah menjadi: Suka-suka dong, mau minum nek, mau makan nek, mau nonton tipi nek, terserah dia). Misalnya nenek itu malamnya minum sebelum tidur, mau minum susu, mau minum teh, mau minum kopi, atau minum coklat sekalipun apa perduli TWYOBA. Saudara bukan, suami bukan, anak bukan, cucu bukan, apalagi juga bukan selingkuhannya. Perduli amat, nenek itu hanya mau beli pampers doang. (Pertanyaaan penulis: emang penting, ya untuk di bahas? Lanjuttttttttttttt!!!!!!)

AKAM            : Ok (itu bukan bagian dari percakapan)
TWYOBA      : Waduh, nek. Sisa yang ukuran XL doang. Itupun tinggal satu-satunya.
AKAM            : *aku tidak ngomong. Cuma berfikir. Karena aku baru ingat bahwa yang sedang aku cari adalah pempers ukuran extra large
NNDMT         : Kalau tinggal satu-satunya ya nggak apa-apa deh, cu
AKAM            : Aku beli duluan, aku sudah bilang
TWYOBA      : ??????? (7 tanda tanya? Maksudnya?)
AKAM            : Aku sudah bilang. Dalam hati. Tadi.
TWYOBA      : ??????? (masih dengan tanda tanya yang banyak?) memangnya aku paranormal, bisa tahu isi hatimu?
AKAM            : dari tadi aku minta alat yang bisa menyerap. Pampers itu adalah alat yang bisa menyerap atau menyedot pipis dll
 TWYOBA     : vacuum cleaner, spons, handuk, kain, pembalut wanita, pompa penyedot asi, semuanya fungsinya sama. Menyedot dan menyerap. Kamu beli yang mana?
AKAM            : Pampers
TWYOBA      : Aku tidak ada menyebutkan pampers.
AKAM            : Tapi aku belinya pampers, bukan pembalut wanita.
NNDMT         : Kamu harusnya ngalah sama nenek-nenek, cu
AKAM            : Lain kali aku ngalah nek, kali ini aku tidak bisa ngalah.
NNDMT         : #@*&#***&@*## (maksudnya apa, coba?)

Ketika TWYOBA memberikan pampers itu kepada NNDMT, aku merebutnya dan langsung membayar sesuai label harga yang menempel pada bungkus pampers. Benda itu aku gunakan untuk menutup bagian knalpotku yang sudah mulai basah. Aku terpeci**t.

Sesampai di kos, aku gunakan benda hasil perjuanganku melawan seorang nenek-nenek itu. Pertanyaannya bagaimana cara memakainya? Apakah sama cara seperti pemakaian pembalut wanita? Pertanyaan berikutnya: apakah aku tahu cara memakai pembalut wanita? Tentu tidak, karena aku laki-laki dan bukan dokter. Nah lu.....
Tiba-tiba aku teringat tetanggaku yang mempunyai anak bayi. Mereka juga memakaikan pampers pada bayinya. Kemudian aku mempraktekkan cara mereka memakaikan pampers tersebut. Aku rentangkan pampers lebar-lebar diatas tempat tidur. Kemudian aku tidur terlentang di atasnya, baru aku eratkan. (demi Tuhan tolang jangan bayangkan. Amit-amit jabang bayi). Akhirnya aku sukses memakai tuh pampers. Pertanyaan lain kembali muncul, bagaimana aku memakai celana panjangku? Awalnya aku coba pakai sarung, namun aku terpikir akan kencan pertamaku bersama Rinrin. Apa jadinya bila aku kencan dengan menggunakan sarung. Akhirnya masalah ini terpecahkan juga ketika aku menemukan cenalaku ketika aku berbobot 93 kg beberapa tahun yang lalu. Ketika aku pakai, aku sedikit terlihat lebih gemuk karena ada pampers yang menganjal. Tapi tak apalah. Yang penting kencan jalan terus.
Seperti diawal tulisan ini, aku tengah berjalan menuju rumah Rinrin. Udara cukup dingin ditambah kondisi perutku yang belum beres. Seorang teman menegurku dan bertanya kemana aku pergi. Sebelum mulutku menjawab, knalpotku terlebih dulu menjawab ”pret, prettt, pret, prettttttt, pret” suara kentutku seakan menjawab ”mau ketemu pacar tercinta”. Dengan muka aneh temanku menjauh seakan menjauhi tempat sampah.
Sampailah aku di rumah kekasihku tercinta, Rinrin. Pagar rumah cukup tinggi dengan warna gelap (lebih gelap dari warna kulit menyot) dan pandangan tidak bisa langsung pada rumah yang ada didalamnya. Aku dorong pintu gerbang yang besar dan berat itu namun tiba-tiba ”gukk, gukkk, gukkkkk”. Anjing ada ancrit....!!!! eh salah..... Ancrit ada anjing.....!!! Untung saja aku belum membuka lebar-lebar gerbang itu, sehingga dengan cepat aku tutup kembali seperti semula. Anjing terus mengonggong, sementara aku ketakutan sampai terkencing. Tapi aku bersyukur, aku kan pakai pampers, jadi nggak bakal tembus. Kecuali kencingku sampai dua liter. Terdengar seseorang memanggil-manggil ”Bambang, masuk”. Kata itu diucapkan berulang-ulang dengan sedikit membentak. Dengan memberanikan diri akhirnya aku memasuki gerbang besar itu. Mungkin Rinrin mengenalkan namaku dengan sebutan ”Bambang” pada keluarganya. Didalam aku lihat seekor anjing besar yang mulai berhenti menggongong bersama seorang laki-laki setengah baya. Aku yakin orang itu adalah ayah Rinrin dan anjing mereka. ”Bambang, masuk” katanya lagi lebih ramah dari sebelumnya. Aku berjalan menuju pintu ruang tamu, anjing itu juga. Saat di teras, kembali laki-laki itu menyebutkan perintahnya ”Duduk, Bambang!!”. aku jadi bingung karena aku tidak melihat tempat duduk selain di dalam rumah. Akupun jongkok, anjing itu juga melakukan hal yang sama. Laki-laki yang aku sinyalir adalah bapaknya Rinrin menatapku aku dan anjing itu secara bergantian. Mukanya tetap sangar, namun ada tersirat wajah keheranan. ”bangun!!!” bentaknya yang kontan kami (menyot + anjing) langsung berdiri. Aku tak tahu warna mukaku lagi karena ketakutan menghadapi camer (mungkinkah?), anjing galak dan perut yang masih melilit.
”Cari siapa kamu?” tanyanya tentu saja padaku, nggak mungkin nanya ke anjing itu. Pertama, anjing itu kan memang tinggal di rumah ini, untuk apa ditanya seperti itu. Kedua, anjing kan pasti nggak bisa jawab. Jadi pertanyaan itu pasti untukku ”guk, guk, guk” jawabku menggonggong. Astaga saking takutnya aku jadi ikut menggonggong. ”cari Rinrin, pak” kataku kuralat. Mata bapak itu bertambah melotot, aku terkencing lagi. untuk kedua kalinya aku masih selamat. Pampers masih cukup kuat menampungnya. Tak lama kemudian ”preeettttttttttttt”, knalpot racingku kembali mengeluarkan suaranya. Sepertinya pantatku tak lagi bisa di kendalikan. Kentut datang dan pergi tanpa diundang. ”tutttttttttt” terdengar kembali suara paling aku benci itu, apalagi saat bertemu calon mertua. ”Bambang. Kamu kentut?” tanyanya dengan suara melengking. ”Bukan saya, pak” teriakku bohong. Bapak itu hanya menggeleng. Aku tak tahu maksudnya. Bapak itu kemudian meletakkan makanan anjing pada piring yang ada di lantai dan kemudian berkata ”bambang, makan!!!”. aku bingung setengah mati. Ini mungkin menguji mentalku sebelum bertemu dengan anaknya. Tapi makan makanan anjing? Nggak deh. ”Bambang, Makan!!!” bentaknya yang langsung aku lakukan dengan mendekati makanan dipiring itu. Anjing itu juga melakukan yang sama. Namun ketika aku hendak mengambil makanan itu lelaki garang itu teriak ”ngapain kamu ikut-ikutan. Itu makanan anjing, goblok!!!!” aku menatap wajah laki-laki itu dengan memelas. ”Bapak kan, yang menyuruh saya” jawabku dengan gemetar. ”Memang namamu bambang?” tanyanya dengan cepat dan kujawab dengan cepat pula ”bukan”. ”Lalu ngapain kamu ikut makan makanan anjing itu. Makanan itu khusus untuk Bambang” jelasnya sambil menunjuk anjing yang sekarang dengan lahap menyantap makanan malamnya. Jadi yang namanya bambang itu adalah anjing disebelahku ini. Duh gusti....
”Rinrinnya ada om?” tanyaku tiba-tiba mengalihkan perhatian. ”Kamu Menyot, ya? Nggak ada nama yang lebih baik?” katanya balik bertanya. ”Itu nama panggilan. Nama saya Ali Kopyor” jawabku sopan. ”Itu juga bukan nama yang bagus” katanya sinis sembari melangkah menuju pintu ruang tamu ”Masuk!!”. Aku berjalan mengekor dibelakang di ikuti si Bambang dibelakangku. Aku buru-buru masuk rumah karena sepertinya mulut Bambang sudah ada di kakiku. ”Brukkkkkk” aku menubruk calon mertuaku (kepedean banget sih). Bapak Rinrin tidak komentar, tapi dari raut wajahnya mensiratkan kejengkelan. ”duduk!!!, Rinrinnya masih mandi. Tunggu saja!” perintahnya sembari duduk di sofa yang cukup jauh dari kursi yang akan kududuki. Akupun duduk di kursi kayu yang lebih familiar sebagai kursi makan ketimbang kursi tamu. Parahnya Bambang ikut duduk di bawah kursiku. Rasanya jantungku berdetak 3 kali lebih cepat dari biasanya. Takut dengan anjing dan bapaknya (bapaknya Rinrin, bukan bapaknya anjing). Apalagi anjing itu seakan tidak menyukai kehadiranku, ia sepertinya tak berhenti menggeram. Lengkap sudah penderitaanku ketika perutku terasa lebih sakit daripada sebelumnya. ”Tutttttttttt” lepaslah satu gas dari knalpotku. Bambang menggeram lebih keras. ”Bambang......!!!” Seru bapak Rinrin memperingatkan. Syukurlah dia pikir si Bambang yang kentut. Selamat.... Selamat.... namun tak lama kemudian perutku memproduksi gas lagi ”prettttttt” kali ini lebih nyaring. Bambang kembali menggeram. ”Bambang......!!!!” Bapak Rinrin memperingatkan dengan lebih nyaring. Aku tertawa dalam hati. Aku yang kentut, anjing malang ini yang jadi korban. Ada untungnya juga dia duduk tepat di bawah kursiku. Namun ketawaku dalam hati belum sirna lagi, giliran bunyi meriam dari knalpotku ”Tutttttt tuuuuttttt preettt brottttttt brrrroooottt”. Kulihat bapak Rinrin langsung berdiri ”Bambang....!!!!!!!!” katanya lebih nyaring dari sebelumnya ”Minggir kamu!!!!! Nanti dia BERAK disitu”. Oh tuhan ternyata dari tadi bapak Rinrin tahu kalau aku yang kentut dan takut anjingnya kena imbasnya (dan ampasnya). Saking malunya aku langsung berdiri dan bermaksud meninggalkan rumah Rinrin. Namun sebelum sampai pintu tiba-tiba ”Brotttttttttttttttt brottttttttttttt brrooottttttttt” sebagai ucapan selamat tinggalpun terdengar. Kali ini bersama ampasnya, tapi lagi-lagi aku masih beruntung karena aku memakai pampers. Terima kasih oh pampers... kamu sangat berarti daripada KENCAN PERTAMAKU bersama Rinrin.

Teman-teman, kalian dapat salam dari Justin Bieber, Selena Gomes dan Joko. Mereka bilang kalian harus baca cerita-cerita konyol manusia aneh bin ajaib ALI KOPYOR alias MENYOT di www.AliKopyor.blogspot.com. Supaya kamu tahu cerita-cerita terbaru, silahkan follow di twitter @AliKopyor dan atau www.facebook/AliKopyor, (Kami saranin kamu menggunakan pampers saat baca blog ini, jadi kalau sampai terkencing-kencing, kamu akan aman) selamat membaca.......